Menu

27 September 2016

SINOPSIS NOVEL API TAUHID – HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY


Novel Api Tauhid


Sebelum pada pemaparan sinopsis dari novel Api Tauhid ini, alangkah baiknya saya ungkapkan apa itu sinopsis, karena tidak semua orang yang membaca ini sudah mengetahui maksud dari sinopsis ini.
Sinopsis bisa disebut juga ringkasan atau abstraksi dari sebuah karangan. Sinopsis merupakan intisari atau ikhtisar cerita yang disajikan dari sebuah novel atau cerpen.

Siapa yang tidak kenal pada Habiburrahman El Shirazy? Habiburrahman El Shirazy atau lebih dikenal dengan sebutan Kang Abikmerupakan salah satu novelis Indonesia paling terkenal dan terkemuka. Banyak sekali karyanya yang fenomenal yang menghantarkan Kang Abik menjadi seterkemuka saat ini, seperti kumpulan cerpen dan sejumlah novelnya yang salah satunya novel Api Tauhid ini. Novel Api Tauhid merupakan novel romantis dan novel sejarah. Novel ini berhasil dirampungkan dan diterbitkan pada tahun 2014, dan sampai sekarang sudah melakukan cetak ulang sampai ke-12 kali (April 2016), Subhanallah. Gaya penceritaan dan kekhasannya dalam tema serta alur dari setiap ceritanya membuat daya tarik sendiri sehingga menjadikan buku/novel-novelnya selalu berpredikat best seller.

Berikut ini sinopsis dari novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy.
***
Diceritakan seorang pemuda asal Lumajang, Jawa Timur yang sedang menimba ilmu dalam studi strata 2 di sebuah universitas di Mesir – Universitas Islam Madinah – bernama Fahmi. Bersama sahabatnya dari Indonesia yaitu Ali dan Subki dan satu sahabat dekat dari Turki yaitu Hamza, Fahmi melalui hari-harinya untuk belajar.

Pengisahan dimulai ketika Fahmi dengan khusunya melakukan itikaf di Masjid Nabawi Madinah. Kekhusuan itu semata untuk menghilangkan dan melupakan semua beban hidup yang menimpa dirinya. Kusutnya benang rumah tangga yang ia jalani secara siri  untuk menjaga hubungan dengan seorang gadis Indonesia – Nuzula – yang merupakan puteri dari Kiai Arselan – gurunya di Indonesia, harus berujung gugat cerai. Tanpa Ia pahami dan ketahui sebabnya kabar dari Kiai yang meminta Fahmi untuk menjatuhkan talak, padahal pernikahan itu melalui proses yang rumit dan dihadapi kebimbangan batin setelah menolak lamaran yang lain. Permasalahan tersebut tak sedikitpun ia curhatkan pada teman-temannya, ia pendam sendiri dan memilih melampiaskannya dengan tekad menghatamkan hapalan Al-Qurannya dalam itikap tersebut sebanyak 40 kali. Hal itu menyebabkan Fahmi harus masuk rumah sakit karena pingsan kelelahan pada hari ke-12.

Melihat keadaan Fahmi, sahabatnya Hamzah mengajaknya untuk berlibur ke Turki dengan harapan agar Fahmi bisa melupakan masalahnya dan kembali ceria, ia pun menyetujuinya. Mereka berangkat bertiga bersama Subki, sedangkan Ali tidak ikut.

Perjalanan pun dimulai. Tiba di Turki ereka langsung menempati Vila milik seorang perempuan yang bernama Aysel yang tidak lain adalah saudara sesusunya Hamzah. Di Turki mereka (Fahmi, Hamzah, Subki, ditambah Bilal, Aysel, dan Emel) melakukan perjalanan wisata religi ke berbagai tempat bersejarah sambil belajar dan mengenang  sejarah Badiuzzaman Said Nursi sebagai ulama besar dengan kisah perjuangannya menegakan Islam di tanah Turki.

Said Nursi menjadi tokoh utama yang diceritakan dalam penceritaan oleh tokoh Hamzah. Said Nursi kecil hidup di tengah keluarga yang sangat lekat dengan agama dan didikan yang baik padanya dan saudara kandungnya. Said sangat cerdas, pada usianya yang masih kecil ia bisa menghapal ilmu yang diberikan dari orang tua dan kakaknya dalam satu kali dengar. Pada usia 15 tahun, Said remaja telah menghapal dan paham isi puluhan kitab rujukan utama. Tidak hanya itu, kecerdasannya terbukti dengan menghafal Al-Quran dalam waktu dua hari saja. Karena kekaguman pada sosoknya, sang guru Muhammed Emin Effendi memberinya julukan ‘Badiuzzaman’ yang berarti keajaiban zaman.
Keistimewaannya itu membuat iri teman-temannya yang lebih tua yang membuat ia dimusuhi. Namun, Said Nursi pantang menyerah. Ia berpindah-pindah Madrasah yang siap menampung dan memberikan ilmu lebih padanya, ia seperti sangat haus akan ilmu. Tidak sedikit ulama yang tidak percaya hingga ia diuji dengan berbagai pertanyaan menguji namun semua itu bisa dijawab dan setiap yang ragu akan kecerdasan dan ilmunya akhirnya mengakui. Ulama-ulama besar pun merasa tersaingi karena umat mereka berpaling mengidolakan sosok Said Nursi.

Orang-orang yang tak suka dengan keberadaannya karena merasa tersaingi membuat makar untuk mengalahkan dan mengusir Said Nursi. Bakan ada yang sampai mengatakannya tidak waras sampai harus dibawa ke rumah sakit jiwa dan dibuktikan dengan pemeriksaan dokter. Namun, semua itu tidak terbukti, sebaliknya dokter tersebut takjub akan kemampuannya. Banyak yang tak setuju dengan kebijakan Said Nursi dalam pendidikan. Tak kurang akal, pejabat pemerintah pun diam-diam berusaha menyingkirkannya, baik dengan cara mengusirnya ke daerah terpencil, maupun memenjarakannya. Ia pun harus berhadapan dengan Sultan Hamid II hingga Mustafa Kemal Attaturk yang terkenal kejamnya terhadap Islam dan berusaha keras menghapuskan Islam di Turki secara merata, juga menghapuskan sistem kekholifahan . Kisah juga sampai pada perang dunia antara kubu Sekutu, Jerman, Rusia dan Amerika serta negara lainnya.

Selama dua puluh lima tahun berada di penjara dan pengasingan, Said Nursi bukannya bersedih, ia malah bangga. Karena disitulah, ia menemukan cahaya abadi ilahi. Ia menemukan Api Tauhid. Dan melalui pengajian-pengajian yang diajarkannya, baik di masjid maupun di pengasingan, murid-muridnya selalu menyebarluaskannya kepada khalayak. Baik dengan cara menulis ulang pesan-pesan Said Nursi, maupun memperbanyak risalah dakwahnya. Murid-muridnya berhasil merangkum pesan dakwah Said Nursi itu dengan judul Risalah Nur. Murid-muridnya tidak ingin api tauhid yang dikobarkan Said Nursi berakhir.

Kebersamaan mereka semakin terasa dan akra. Berbagai tempat seperti Keyseri, Istanbul, Konya dan kota lainnya, mesjid-mesjid bersejarah, hotel-hotel serta restoran dengan berbagai makanan khas turki mereka cicipi kenikmatannya. Seiring perjalanan itu, sementara Fahmi bisa melupakan sejenak pikirannya tentang Nuzula - istrinya.

Percintaan Fahmi malah bertambah rumit dengan adanya pengutaraan cinta dari Aysel.  Aysel sebagai wanita modern London berubah shalehah setelah bersama rombongan. Kehidupan Aysel yang bermasalah dengan pernikahan dengan mantan suaminya yang menganiaya dan akan menjualnya turut mewarnai kisah. Pengejaran Carlos (mantan suami Aysel) sampai di Turki dan mengikuti jejak rombongan, hal itu membuat perjalanan mereka sedikit terganggu. Sampai pada akhirnya Aysel tertangkap beserta Fahmi dan mereka mengalami penyiksaan yang begitu mengenaskan sampai Fahmi hampir sekarat dan harus menjalani beberapa operasi di rumah sakit.

Bantuan teman-temannya dalam menyelamatkan Fahmi sangat berarti, dari mulai mencarikan dokter terbaik, pengobatan, sampai operasi mereka usahakan. Kakinya harus diamputasi, namun Fahmi menolaknya kekeh, sampai Emel pun mem bujuknya dan menawarkan diri dengan penuh rasa cinta untuk mengurusnya dan dinikahi menjadi istrinya dengan mahar potong kaki kanannya, namun Fahmi menolaknya.

Kabar duka Fahmi ini sampai pada telinga Ali yang kemudian datang ke Turki bersama rombongan umroh Indonesia beserta Nuzula – istri yang sempat akan ia talak dulu. Nuzula meminta maaf dan menjelaskan yang sebenarnya terjadi, dengan keikhlasan Fahmi pun memaafkannya dan merajut kembali  tali cinta yang sempat akan terputus. Dengan penuh cinta, Nuzula merawat Fahmi sampai pada akhirnya ia sembuh dari kelumpuhan dan sehat seperti semula. Mereka pun melangsungkan pernikahan resminya di Turki.
***
Demikian sinopsis novel Api Tauhid yang bisa saya paparkan, semoga menjadi pemicu untuk Saudara membaca selengkapnya isi novel tersebut. Yang jelas, cerita selengkapnya lebih seru dan penyajiannya yang begitu apik membawa kita pada kehidupan beberapa zaman yang penuh sejarah dan keromantisan. Banyak sekali amanat yang tersirat dan tersurat dalam cerita yang bisa kita ambil sebagai pelajaran berharga untuk kehidupan kita.

21 September 2016

IBARAT AIR DALAM GELAS



Pikiran seseorang memiliki kapasitas tersendiri. Satu dengan lainnya berbeda. Ketika ada informasi ditangkap oleh seseorang kecepatan mengangkap dan membekas dalam otak atau pikirannya akan berbeda. Begitupun dengan diterimanya informasi itu oleh seseorang akan berbeda pula. Ibaratnya air yang dituang ke dalam gelas. Gelas yang kosok akan mudah diisi dengan air apapun tanpa tercampur oleh air lain dan akan utuh sebagai air yang dituangkan tersebut. akan berbeda jika kita menuangkan air misalnya air putih ke dalam gelas yang berisi air kopi, meskipun air kopi itu hanya separuh / setengah gelas tersebut, air putih yang dituang tidak akan sejernih air putih yang dituang pada gelas kosong.

Pikiran yang awalnya teah terpengaruh oleh aliran yang berbeda dengan informasi yang disampaikan tidak akan percaya dan diterima begitu saja, akan ada pergolakan percampuran terlebih dahulu sampai dipertimbangkan besaran dan banyaknya kualitas nformasi mana yang akan diterima pikiran. beda dengan ketika menerima informasi yang belum tahu sebelumnya, maka otak akan menerima tanpa ada pertimbangan dengan info lain karena belum tahunya terhadap informasi sejenis.
 
Dengan demikian, pikiran sama dengan gelas dan informasi sama dengan air yang dituang pada gelas tersebut. Pintarlah dalam berpikir dan memilih informasi. Jauhilah sumber informasi yang negatif dan cenderung bohong dan negatif. Pilihlah sumber informasi yang terpercaya dan akan menimbulkan hal positif pada diri dan pikiran Anda.

Sekian. Semoga bermanfaat.

MALAM DAN PAGI YANG BERBEDA


Malam ini,
Ku saksikan
Air turun dari atap bumi begitu deras
seperti senapan melepas peluru
tak lama, tapi begitu membekas
namun kutidur pulas.

Pagi ini,
Kuterbangun dengan berita hangat
sehangat kopi yang kuseduh
pahitnya kopi ini tak sepahit derita mereka
ya, mereka dalam berita
longsor akibat hujan malam tadi
menghantam mereka seperti senapan pula.

Pagi ini panas, namun
Malam ini banjir
membanjiri berita pagi ini.

21/9/2016
di bawah langit Sumedang