“Ya
syukur atuh Man, sudah ketemu kehidupannya mungkin. Lah kita begini-begini saja”.
Jawab Kadir sambil menunjukan keadaan rumahnya dan badannya seolah menandakan
perbandingan antara miskin dan kaya.
“Iya
tapi, karena itu dia sekarang hidupnya hancur, si Ani gadis cantik yang sempat
kita taksir bersama dulu waktu SMA sudah menggugat cerai, dan dia stress sekarang”.
Menerangkan dengan penuh rasa kasihan.
Terheran-heran
Kodir mendengarnya, belum sempat masuk rumah mereka sudah berhenti lagi. “Dia
stress gimana? Memang apa penyebabnya bisa berantakan seperti itu? Apa karena
harta yang ia dapatkan tidak halal?” Tanya kodir dengan penuh rasa penasaran.
“Bukan.”
Jawab Rohman langsung. Kemudian dia menjelaskan semuanya setelah mereka duduk
santai di dalam rumah. Istri Kodir membawakan air dan sepiring goreng pisang
yang masih hangat. Sembari menyapa Rohman. Dan tak lama dia masuk lagi ke
ruangan tengah yang disana telah menunggu seorang anak kecil dengan tangisan
dan rengekan meminta uang jajan. Ya itu anak Kodir.
Mereka
menjadi serius dalam pembicaraannya. Yang seharusnya mereka bercerita masalah
kehidupan mereka masing-masing, malah tekun menceritakan satu sahabatnya itu
Fuad. Mungkin karena kepedulian mereka yang besar kepadanya. “Memang benar
mereka berpisah karena si Fuad yang menjadi so kaya dan bertingkah belagu, itu
yang saya sebut berubah dari dia.” Terang Rohman jelas. Seketika Kodir
mengiahkan. “Yang parahnya dan sangat menjadi akibat perceraian itu karena Fuad
sering jajan ke luar. Setelah begini dia baru menyesal dan merasa kehilangan si
Ani” Lanjut Rohman.
“Ooo…
Jadi si Fuad sekarang begitu? Bawaan playboynya terbawa sampai sekarang. Emang tak
puas apa memiliki si Ani.” Respon Kodir malah sedikit marah. “Aku mah tidak
mungkin menyia-nyiakan perempuan seperti itu.” Tambahnya pelan berusaha agar
tak terdengar oleh istrinya.
“Yah,
hampir tiap minggu dia disinyalir jajan ke luar, itu kata tetangganya”. Terang Rohman.
Tak lama istri dan anak Kodir menghampiri mereka berdua, bermaksud meminta uang
sejumlah uang untuk jajan anaknya.
“Aduh,
ini lagi anak kerjaannya jajan melulu. Barusan sudah jajan kan? Jangan jajan
terus atuh, nanti bapak ceraikan ibu kamu.” Sahut Kodir sambil memegang pundak
anaknya.
Dedd’
cerpen dulu….
0 komentar:
Post a Comment